Headlines News :

Iveco displays 8x8 SuperAV for the first time in the UK at DSEI 2013

At DSEI 2013,Iveco Defence Vehicles displays the amphibious 8x8 SUPERAV which is being displayed in the UK for the first time. Developed to meet the requirement for a vehicle to support littoral operations, SUPERAV provides class leading payload and protection.

The base vehicle is currently being offered for the US Marine Corps (MPC) program. Operational trials are on-going and the results received to date are highly promising. SUPERAV is available in two different body widths – 2.7 and 3 metres, for different roles. As a result of SUPERAV’s high payload, the vehicle can be equipped with weapon systems of up to 40mm calibre.

The SUPERAV design exploits the lessons learnt from operations in Iraq and Afghanistan, with the innovative chassis and hull design providing high levels of protection against both mine and IED attack without compromising the vehicle’s amphibious performance. By designing in survivability from the outset, Iveco’s engineers have ensured that, even at the lower GVWs available, SUPERAV has the highest protection in its class. Survivability is enhanced by a series of designinnovations, including high performance on board fire fighting and anti-explosion systems.

SUPERAV is particularly well adapted for operations, with the well proven driveline allowing the vehicle to carry an additional 4.8 tonnes over and above its amphibious limit of 24 tonnes. As a result of this outstanding design flexibility, many variants are available including Personnel Carrier, Combat Vehicle, Anti-Tank, Mortar Carrier, Recovery, Ambulance, Engineering, and Command Post, depending on specific to customer requirements. On relevant variants, a hydraulically controlled rear ramp allows rapid access and egress.

SUPERAV’s high fuel and on-board water capacity ensure that the vehicle is capable of undertaking operations across substantial distances, with a 500 mile range on land, and 40 miles in amphibious mode. This outstanding operational mobility is complimented by the vehicle’s tactical mobility and terrain accessibility, enhanced by a Central Tyre Inflation System and run-flats all round. An area in which Iveco has acquired considerable expertise, and from which SUPERAV benefits, is the installation of appliqué passive and active protection systems without noticeably changing the vehicle’s profile. This has the considerable benefit of ensuring that an enemy cannot tell what level of protection a given vehicle is carrying.

The vehicle’s engine and driveline were selected to provide the benefits of a COTS production system which is both highly reliable and particularly well suited to this application, being derived from the battle proven Centauro vehicle family.

The driveline’s H-shaped configuration combines redundancy (with 2 lateral drive shafts), and structural simplicity (1 differential instead of 4) with proven durability. Additionally, the H-shape provides intrinsic ABS functionality to the vehicle. The independent hydraulic suspension units allow the driver to vary the ride height within given parameters, enabling him to tilt the vehicle for loading and unloading payload, level the vehicle while firing in a sloped terrain and reduce height to fit into a C130.

PT. PAL Serahkan Kapal Tunda 2.400 HP Pesanan TNI-AL


Di tengah upaya meningkatkan kinerja perusahaan, PT PAL Indonesia (Persero) menunjukkan komitmennya dengan menyerahkan 1 (satu) unit Kapal Tunda 2.400 HP (Horse Power), Hull No. M000276 kepada TNI AL di Dermaga Divisi Kapal Niaga PAL Indonesia pada 11 September 2013.  Kapal yang bernama TD Galunggung ini salah satu dari 2 (dua) kapal tunda pesanan TNI AL
 

Serangkaian proses pengujian sebagai persyaratan serah terima telah dilalui dan hasil uji masing-masing telah memenuhi standart yang dipersyaratkan antara lain (harbour test, sea tria, Bollard Pull Test) dan tahap terakhir adalah commodore inspection yang  telah dilaksanakan  pada 10 September 2013 oleh beberapa perwira tinggi TNI AL sebagai pihak pemesan dinyatakan selesai dan siap diserah terimakan.

Serah terima berlangsung sejak pukul 9 pagi, turut hadir dalam acara ini adalah ASLOG KASAL beserta pejabat MABESAL, DAN LANTAMAL III, DANGUSPURLA mewakili Pangarmatin, Aslog Danlantamal V,  jajaran Direksi dan   pejabat teras PAL INDONESIA serta undangan lainnya.



Pembangunan kapal tunda “TD Galunggung” di PT PAL Indonesia (Persero) merupakan bentuk kepercayaan khususnya TNI AL terhadap galangan kapal dalam negeri.  PT PAL Indonesia (Persero) berharap kerjasama yang telah terjalin selama ini, dapat terus ditingkatkan untuk masa kini dan masa mendatang, baik untuk pembangunan kapal baru, maupun perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Pemesanan kapal tunda oleh TNI AL di industri perkapalan milik anak negeri ini, sekaligus sebagai bukti komitmen TNI AL dalam melaksanakan kebijakan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), yang sejalan dengan ditunjuknya PT PAL Indonesia (Persero) sebagai lead integrator dalam pemenuhan kebutuhan ALUTSISTA (Alat Utama Sistem Persenjataan) dalam bidang kemaritiman.

Sebagai lead integrator, PT PAL Indonesia (Persero) akan terus meningkatkan kemampuan, agar bisa terus berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan ALUTSISTA, yang secara langsung turut mendorong kemandirian bangsa dalam pengadaan maupun modernisasi ALUTSISTA, sekaligus berperan dalam penghematan devisa negara.  Semoga hasil karya anak bangsa ini dapat lebih memperkuat TNI-AL dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.
Sumber : BUMN

TNI AL bangun submarine training center untuk awak kapal selam

Keberadaan kapal selam menjadi salah satu tolak ukur kekuatan militer suatu negara dan menjadi salah satu sistem persenjataan strategis. Saat ini Kementerian Pertahanan RI sedang memproses pengadaan tiga unit kapal selam buatan Korea Selatan.

Dua buah kapal selam akan dibuat di negeri gingseng itu. Sementara, kapal selam ketiga akan dibuat di Indonesia.

"Rencananya akan dibangun sebanyak tiga unit sampai tahun 2017. Pembangunan kapal selam ketiga akan dilaksanakan di Indonesia oleh PT PAL dengan memaksimalkan ToT (Transfer of Technology)," ujar Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Ade Supandi di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Minggu (15/9).

Pengamat politik dan militer CSIS, Kusnanto Anggoro mendukung pembuatan kapal selam itu. Dia menyatakan Angkatan Laut Indonesia harus diperkuat.

"Kekuatan pertahanan Indonesia harus diperkuat terutama Angkatan Laut," ucapnya.

Tidak hanya membeli kapal selam, nantinya juga akan dilakukan transfer teknologi agar Indonesia dapat menguasai teknologi untuk membangun kapal selam sendiri.

"Saat membeli alutsista harus ada transfer teknologi. Kita paksa mereka untuk menjual teknologi," kata Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI (Purn) Sumardjono.

Dia menjelaskan, Indonesia pada tahun 60-an disegani karena memiliki alutsista yang hebat. "Tapi sayangnya tidak di back-up dengan ekonomi nasional dan tidak dilakukan transfer teknologi. Industri tidak diikutsertakan untuk memback-up teknologi itu," jelasnya.

Selanjutnya, di tahun 80-an pemerintah membeli alutsista dalam jumlah besar. Perencanaannya dinilai sangat bagus. Namun, penambahan unsur tersebut tidak diikuti penambahan dana sehingga tidak bertahan.

Sumardjono berharap agar Indonesia tidak bergantung pada produk luar negeri sehingga harus mempelajari teknologinya. "Ada 17 alutsista yang sudah di-list untuk transfer teknologinya," katanya.

Selain mempersiapkan kapal selam, kesiapan awak personel kapal selam pun juga akan ditingkatkan. Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono mengatakan akan dibangun submarine training center untuk mendukung kesiapan awak kapal selam.

"Pembangunan submarine training center merupakan jawaban dimana kemampuan awak kita menurun dari waktu ke waktu bukan karena awaknya, tetapi karena kita harus memperhatikan fasilitas latihan," katanya.

Pembangunan Submarine Training Center ini meliputi Submarine Control Simulator (SCS), Submarine Command and Team Trainer (SCTT), Machinery and Propulsion Control Simulator (MPCS), Fire and Damage Control Simulator (FDCS), dan Submarine Escape Team Trainer (SETT).
Sumber : Merdeka

Pangdam: Anggota TNI Harus Jaga Pulau agar Tidak Hilang

Panglima Komando Militer (Pangdam) VII/Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar SIP MAP mengingatkan kepada angotanya yang ditugaskan di daerah perbatasan agar terus menjaga pulau-pulau terluar agar tidak hilang dan jatuh ke negara lain.

Penegasan itu disampaikan Bachtiar ketika melihat langsung keberadaan anggota TNI yang bertugas di tiga pulau terluar yang berada dalam wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Utara. Ketiga pulau yang dimaksud adalah Pulau Miangas dan Marampit di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Pulau Marore di Kabupaten Kepuluan Sangihe.

"Kunjungan kerja Pangdam selama dua hari ke tiga pulau tersebut untuk memberikan motivasi langsung kepada anggota TNI yang bertugas di sana serta memberikan berbagai bantuan baik kepada anggota TNI maupun kepada masyarakat setempat," ujar Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana, Letkol Inf H Steve Sinaulan, Minggu (15/9/2013).

Kepada Kompas.com yang ikut dalam kunjungan tersebut, Bachtiar mengatakan bahwa masih banyak pulau kita yang tidak terdata dan berpotensi hilang. "Saya mengingatkan kepada pihak-pihak terkait agar segera memberi tanda patok di pulau-pulau yang belum terdata, dan segera memberikan nama pulau-pulau tersebut," ujar Bachtiar.

Menurut Bachtiar, keberadaan anggota TNI di pulau-pulau terluar merupakan bagian dari tugas TNI menjaga persatuan dan kesatuan NKRI serta juga merupakan bentuk pengabdian TNI kepada masyarakat. Dirinya merasa bangga setelah melihat langsung keberadaan anggotanya di tiga pulau tersebut.

"Sebab selama bertugas di sana, anggota kami juga ikut menutupi kekurangan tenaga guru dengan mengajar di sekolah, menjadi tenaga kesehatan, memberikan pengetahuan bertani, serta ikut membantu pembangunan desa," jelas Bachtiar.

Selain memberikan pengarahan kepada anggota TNI, Pangdam juga berkesempatan berinteraksi dengan masyarakat setempat dan menerima berbagai keluhan serta masukan dari warga. Keluhan yang paling utama yang disampaikan oleh warga adalah masalah minimnya sarana transportasi.

Provinsi Sulawesi Utara sendiri mempunyai 11 pulau terluar. Di beberapa pulau terluar yang berpenghuni, didirikan Pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan yang diisi oleh anggota TNI-AD. Selain itu ikut pula menjaga perbatasan satuan Marinir TNI-AL, Polri, serta Imigrasi dan Bea dan Cukai.

Pangdam berharap, kehadiran anggota TNI di pulau-pulau terluar tersebut semakin memperkuat hubungan tentara dengan rakyat, sebab menurutnya tentara hanya bisa bekerja secara maksimal jika didukung penuh oleh rakyat.

"Diperlukan sinergitas dan kerja sama yang saling mendukung antara TNI, masyarakat, serta pemerintah daerah agar pulau-pulau terluar tersebut tetap menjadi bagian utuh dari negara kita," tutur Bachtiar.
Sumber : Kompas.Com

Putin peringatkan AS dampak aksi militer ke Suriah

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa aksi militer AS ke Suriah dapat melahirkan gelombang baru terorisme.
Dalam artikel opini yang dia tulis di Surat kabar New York Times, Putin memperingatkan bahwa serangan militer AS terhadap Suriah bisa melepaskan gelombang baru terorisme.
"Jika AS jadi melakukan aksi militer ke Suriah, akan meningkatkan aksi kekerasan dan melepaskan gelombang baru terorisme, yang bisa merusak upaya multilateral menyelesaikan masalah nuklir Iran dan konflik Israel-Palestina, dan bermuara pada keguncangan di Timur Tengah dan Afrika Utara..."
Artikel ini yang muncul di situs koran tersebut saat Menteri Luar Negeri AS John Kerry menuju ke Jenewa untuk menggelar pertemuan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov.
"Jika AS jadi melakukan aksi militer ke Suriah, akan meningkatkan aksi kekerasan dan melepaskan gelombang baru terorisme, yang bisa merusak upaya multilateral menyelesaikan masalah nuklir Iran dan konflik Israel-Palestina."
Pertemuan ini membahas rencana Rusia menyerahkan rencananya untuk mengamankan senjata kimia milik Suriah ke AS.
Rencana ini akhirnya yang membuat Presiden AS Barack Obama  menunda rencana aksi militer terhadap Suriah dan mendukung upaya diplomasi.
Rabu (11/09) kemarin, para utusan negara-negara anggota tetap DK PBB - Inggris, AS, Perancis, China dan Rusia - juga bertemu di New York.

Jalur diplomatik yang beradab

Dalam tulisannya, Putin juga mengatakan bahwa jutaan orang di seluruh dunia akan menilai bahwa AS bukanlah model negara demokrasi yang diidamkan, tetapi negara yang mengedepankan kekerasan.
"Kita harus menghentikan penggunaan bahasa kekuatan dan kembali ke jalur penyelesaian politik dan diplomatik yang beradab," tulis Putin.
Putin mengatakan bahwa dia meragukan rencana intervensi militer tersebut untuk kepentingan jangka panjang AS.
Di artikel opini tersebut, Putin mempertahankan dukungannya kepada Presiden Suriah Bashar al Assad yang menyatakan bahwa bukanlah mereka yang menggunakan senjata kimia, melainkan kelompok pemberontak, dalam serangan 21 Agustus lalu.
Kemarin, Presiden AS Barack Obama berpidato menjelaskan posisi terakhir negara itu terhadap Suriah, yaitu yang semula berencana melakukan serangan militer, namun ditunda karena mengikuti usulan Rusia terkait masalah ini.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengusulkan agar opsi sanksi terhadap Suriah dilakukan dengan menekan negara itu  agar mau menghancurkan isi gudang senjata kimianya.
Meski setuju bekerja sama dengan Rusia, Obama mengatakan pemerintah AS tetap akan menggunakan kekuatan militer kalau jalur diplomasi gagal mencapai hasil.
Sumber : BBC
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Media Militer - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger