Jakarta - Aparat
Keamanan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali menangkap warga negara
asal Timur Tengah yang diduga merupakan imigran gelap. Kali ini giliran
TNI Batalyon 303 Setia Sampai Mati, menangkap 30 orang imigran gelap.
"Imigran ini kami amankan pada pukul 21.15 WIB, barusan," ujar Komandan
Batalyon 303, Letkol Inf Yarnedi Mulyadi, kepada Tempo, Minggu, 21 Juli
2013.
Polres Garut juga, sebelumnya menangkap sebanyak 84 imigran gelap asal Timur Tengah. Mereka berencana akan menyeberang ke Pulau Christmas, Australia, melalui pantai Selatan Garut dengan menggunakan perahu nelayan. Para imigran itu ditangkap dalam perjalanan di daerah Ciawi, perbatasan Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong, dengan menggunakan tiga unit truk pada Sabtu, 20 Juli 2013, sekitar pukul 03.00 WIB.
Menurut Yarnedi, para imigran ini diamankan ketika melintas di depan Markas Komando Batalyon 303. Mereka menggunakan tiga unit mobil yakni, Kijang Inova dan dua Suzuki APV. Diduga mereka hendak menuju pantai selatan Jawa Barat, seperti Rancabuaya, Garut atau Pantai Cidaun, Cianjur.
Penangkapan itu, berawal dari kecurigaan prajurit TNI yang tengah berjaga, karena melihat kendaraan yang melintas beriringan. Padahal, pada malam hari kawasan tersebut jarang dilalui kendaraan. Selain itu, kendaraan pun padat penumpang. "Kami menghentikan kendaraan itu karena curiga, apalagi postur badan penumpangnya tinggi, tidak seperti orang Indonesia," ujar Yarnedi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, para imigran ini terdiri dari 21 orang laki-laki dewasa, lima perempuan dan empat orang anak-anak. Mereka berangkat dari kawasan Puncak, Bogor. Kendaraan yang mereka tumpangi merupakan rental atau sewaan. Namun, Yarnedi mengaku belum mengetahui asal negara para imigran ini. "Karena keterbatasan bahasa, kami belum bisa mengetahui dari mana imigran ini berasal. Yang jelas bahasa yang digunakan seperti Arab atau persia," ujar Yarnedi.
Hingga saat ini para imigran tersebut masih berada di dalam kendaraannya. Mereka tidak dikeluarkan dari mobil dengan alasan keamanan. Yarnedi mengaku masih menunggu jajaran Kepolisian dan Imigrasi untuk menyerahkan para imigran tersebut.
Polres Garut juga, sebelumnya menangkap sebanyak 84 imigran gelap asal Timur Tengah. Mereka berencana akan menyeberang ke Pulau Christmas, Australia, melalui pantai Selatan Garut dengan menggunakan perahu nelayan. Para imigran itu ditangkap dalam perjalanan di daerah Ciawi, perbatasan Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong, dengan menggunakan tiga unit truk pada Sabtu, 20 Juli 2013, sekitar pukul 03.00 WIB.
Menurut Yarnedi, para imigran ini diamankan ketika melintas di depan Markas Komando Batalyon 303. Mereka menggunakan tiga unit mobil yakni, Kijang Inova dan dua Suzuki APV. Diduga mereka hendak menuju pantai selatan Jawa Barat, seperti Rancabuaya, Garut atau Pantai Cidaun, Cianjur.
Penangkapan itu, berawal dari kecurigaan prajurit TNI yang tengah berjaga, karena melihat kendaraan yang melintas beriringan. Padahal, pada malam hari kawasan tersebut jarang dilalui kendaraan. Selain itu, kendaraan pun padat penumpang. "Kami menghentikan kendaraan itu karena curiga, apalagi postur badan penumpangnya tinggi, tidak seperti orang Indonesia," ujar Yarnedi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, para imigran ini terdiri dari 21 orang laki-laki dewasa, lima perempuan dan empat orang anak-anak. Mereka berangkat dari kawasan Puncak, Bogor. Kendaraan yang mereka tumpangi merupakan rental atau sewaan. Namun, Yarnedi mengaku belum mengetahui asal negara para imigran ini. "Karena keterbatasan bahasa, kami belum bisa mengetahui dari mana imigran ini berasal. Yang jelas bahasa yang digunakan seperti Arab atau persia," ujar Yarnedi.
Hingga saat ini para imigran tersebut masih berada di dalam kendaraannya. Mereka tidak dikeluarkan dari mobil dengan alasan keamanan. Yarnedi mengaku masih menunggu jajaran Kepolisian dan Imigrasi untuk menyerahkan para imigran tersebut.
Sumber : Tempo