Negara-negara tetangga menyiagakan pertahanan militernya pasca-Korea
Utara (Korut) melakukan uji nuklir yang ketiga, (Selasa, 12/2).
Rival Korut, Korea Selatan (Korsel), seperti dilansir The Associated Press telah meningkatkan kesiagaan militer dan sistem pertahanan.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok, Rabu (13/2), menegaskan telah menyiapkan rudal jelajah berkelas dunia dan mempercepat penempatan rudal balistik yang dapat menggempur target di Korea Utara setiap saat. Kemudian Jepang telah menyiagakan jet-jet dan kapal-kapal tempur di sepanjang pesisir barat laut.
Seusai pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB, Menteri Luar Negeri Korsel Kim Sung-hwan mengatakan uji nuklir Korut telah dianggap sebagai ancaman nyata terhadap keamanan dan perdamaian internasional sehingga ditanggapi lebih lanjut.
"Anggota DK sangat keras mengutuk uji coba ini, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan 1718 (2006), 1874 (2009), dan 2087 (2013)," ujar Sung-hwan yang negaranya saat ini memegang rotasi kepemimpinan DK PBB.
Kementerian Luar Negeri Korut mengklaim uji nuklir yang dilakukan adalah langkah untuk mewujudkan negosiasi perdamaian. Negara yang dipimpin pemuda, Kim Jong-un, itu menilai hanya senjata dan provokasi lebih besar yang dapat menarik kembali Amerika Serikat (AS) duduk menegosiasikan perdamaian.(mnc/ARS)
Rival Korut, Korea Selatan (Korsel), seperti dilansir The Associated Press telah meningkatkan kesiagaan militer dan sistem pertahanan.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok, Rabu (13/2), menegaskan telah menyiapkan rudal jelajah berkelas dunia dan mempercepat penempatan rudal balistik yang dapat menggempur target di Korea Utara setiap saat. Kemudian Jepang telah menyiagakan jet-jet dan kapal-kapal tempur di sepanjang pesisir barat laut.
Seusai pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB, Menteri Luar Negeri Korsel Kim Sung-hwan mengatakan uji nuklir Korut telah dianggap sebagai ancaman nyata terhadap keamanan dan perdamaian internasional sehingga ditanggapi lebih lanjut.
"Anggota DK sangat keras mengutuk uji coba ini, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan 1718 (2006), 1874 (2009), dan 2087 (2013)," ujar Sung-hwan yang negaranya saat ini memegang rotasi kepemimpinan DK PBB.
Kementerian Luar Negeri Korut mengklaim uji nuklir yang dilakukan adalah langkah untuk mewujudkan negosiasi perdamaian. Negara yang dipimpin pemuda, Kim Jong-un, itu menilai hanya senjata dan provokasi lebih besar yang dapat menarik kembali Amerika Serikat (AS) duduk menegosiasikan perdamaian.(mnc/ARS)
Sumber : StarBerita
