UMMU FAHM -- Gerakan Islam di Palestina 1948 menggelar aksi unjuk rasa
mendukung konstistusi di Mesir dan presiden Muhammad Mursi yang dikudeta
pihak militer.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa dengan bertolak dari Masjid Ustman bin Affan di desa Kafr Kana, timur Nazaret, utara Palestina 1948, Sabtu siang (13/7). Ribuan warga Palestina termasuk petinggi Gerakan Islam 1948, Syekh Raid Shalah dan Kamal Al-Khateeb, ikut serta dalam aksi tersebut.
Para pengunjuk rasa mengibatkan poster menentang kudeta militer terhadap Mursi. Mereka menuntut agar militer Mesir mengembalikan demokrasi dan konstitusi serta meminta media bersikap bersih.
Dalam orasinya, Syekh Raed Shalah meminta para pengunjuk rasa pendukung Mursi tetap tegar. Dia menilai ada konspirasi anti konstitusi dari dalam dan luar negeri terutama negara zionis Israel.
''Mesir dan rakyatnya akan mampu melintas perbatasan dan membebaskan Al Aqsha dari penjajahan zionis,'' kata Shalah. ''Kudeta di Mesir sebagai bentuk kudeta atas pembebasan Palestina dan kehormatan bangsa Arab.''
Kudeta militer di Mesir sama saja artinya telah menginjak ratusan nyawa para syuhada Arab Spring di Mesir dan negara-negara Arab. Kudeta ini dianggap sebagai sejarah hitam.
“Kami saat ini keluar berunjuk rasa mendukung unjuk rasa pendukung Mursi di Kairo kembali ke jabatan Presiden dan konstitusi Mesir yang dibuat oleh dewan rakyat.” tegasnya.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa dengan bertolak dari Masjid Ustman bin Affan di desa Kafr Kana, timur Nazaret, utara Palestina 1948, Sabtu siang (13/7). Ribuan warga Palestina termasuk petinggi Gerakan Islam 1948, Syekh Raid Shalah dan Kamal Al-Khateeb, ikut serta dalam aksi tersebut.
Para pengunjuk rasa mengibatkan poster menentang kudeta militer terhadap Mursi. Mereka menuntut agar militer Mesir mengembalikan demokrasi dan konstitusi serta meminta media bersikap bersih.
Dalam orasinya, Syekh Raed Shalah meminta para pengunjuk rasa pendukung Mursi tetap tegar. Dia menilai ada konspirasi anti konstitusi dari dalam dan luar negeri terutama negara zionis Israel.
''Mesir dan rakyatnya akan mampu melintas perbatasan dan membebaskan Al Aqsha dari penjajahan zionis,'' kata Shalah. ''Kudeta di Mesir sebagai bentuk kudeta atas pembebasan Palestina dan kehormatan bangsa Arab.''
Kudeta militer di Mesir sama saja artinya telah menginjak ratusan nyawa para syuhada Arab Spring di Mesir dan negara-negara Arab. Kudeta ini dianggap sebagai sejarah hitam.
“Kami saat ini keluar berunjuk rasa mendukung unjuk rasa pendukung Mursi di Kairo kembali ke jabatan Presiden dan konstitusi Mesir yang dibuat oleh dewan rakyat.” tegasnya.
Sumber : republika