TV negara menayangkan tentara dan perlengkapan militer berparade di ibukota Pyongyang dalam sebuah koreagrafi yang teratur.
Dalam parade tersebut tentara dan
pengunjung meneriakkan sumpah kesetiaan mereka kepada pemimpin Korea
Utara saat ini, Kim Jong-un.
Tahun 1950-53 Perang Korea berakhir dalam sebuah
gencatan senjata antara Utara dan Selatan sehingga secara teknis
sebenarnya kedua negara masih terlibat dalam perang.
Wartawan BBC melaporkan parade bersenjata dan
pasukan berbaris ini mengingatkan pada parade yang sama yang digelar Uni
Soviet dan Cina saat Perang Dingin dulu.
Tayangan TV juga menunjukkan Kim Jong-un
berjalan ke podium melalui karpet merah dengan iringan musik militer.
Dia menyaksikan parade didampingi oleh para pemimpin militer dan partai.
Spanduk raksasa diterbangkan dengan balon gas dan di lapangan utama di Pyongyang dipenuhi dengan bendera Korea Utara.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir Korea
Utara telah menggelar parade massa dan pertunjukkan kembang api dalam
perayaan ini.
'Tidak toleransi provokasi'
Perayaan ini berlangsung di saat Korea Utara dan
Selatan mencoba untuk mengembalikan situasi setelah satu periode tensi
tinggi diantara kedua negara.
Awal bulan ini, kedua negara menuntaskan putaran
ketiga pembicaraan terkait pembukaan kembali kawasan industri bersama
Kaesong tanpa ada kesepakatan yang dicapai.
Pekerjaan di industri Kaesong ditutup sejak pertengahan April lalu saat Korut menarik para pekerja mereka.
Kebijakan itu dikeluarkan ditengah-tengah
hubungan yang memanas antara dua Korea setelah Pyonyang menggelar tes
nuklir Februari lalu.
Sementara di Korea Selatan, perayaan 60 tahun gencatan senjata ini ditandai dengan pidato Presiden Park Geun-hye.
Dia berjanji tidak akan mentoleransi provokasi
dari Utara tetapi juga mengatakan Seoul akan bekerja untuk membangun
kepercayaan bersama Korut.
"Saya mendesak Korea Utara untuk menyerah dalam
pembangunan senjata nuklir jika negara itu ingin memulai jalur perubahan
dan kemajuan sejati,'' katanya.
Sumber : bbc.co