Pooling al-Jazeera, 93 persen rakyat mesir menolak pemerintahan
bentukan militer. Besarnya gelombang demonstrasi penolakan kudeta
militer semakin menjalar dan tak pernah berhenti.
Penolakan ini terjadi karena amanat revolusi 25 Januari dirampas
Militer. Militer telah mengembalikan mereka ke masa kelam para rezim
diktator.
Bila kudeta dibiarkan, maka kedepannya siapapun yang memerintah Mesir
akan mudah di kudeta bila tidak sejalan dengan militer. Militer menjadi
penentu masa depan Mesir bukan rakyat lagi.
Jumat (12/7), pantauan Sinai_Mesir, demonstran penolak kudeta memadati
jalan hampir di 27 propinsi Mesir. CNN, melaporkan bahwa mereka
memadati jalan-jalan di Kairo .
Naiknya gelombang penolakan ini terlihat dari semakin banyaknya partai
dan tokoh mesir yang menarik dukungan terhadap kudeta militer. Bahkan
orasi-orasi demonstrasi penolakan kudeta dipadati oleh mereka yang
sebelumnya mendukung kudeta militer.
Dewan Syuro Ulama Mesir pun menolak undangan Jendral Asisi untuk membahas kondisi Mesir.
Dari luar negeri pun, Jerman dan Amerika sudah meminta kepada militer
Mesir untuk segera membebaskan Mursi. Turki pun mengagendakan road show
ke sejumlah Negara untuk mencari dukungan penolakan kudeta Mesir.
Derasnya penolakan kudeta mesir disebabkan. Pertama, kudeta militer merupakan hasil kolaberasi intervensi pihak asing.
Israel menekan Amerika agar tidak menghentikan bantuan ke Mesir.
Padahal Undang-Undangnya, mengharuskan penghentian segala bantuan ke
pemerintahan hasil kudeta Militer.
Ditemukannya dokumen rahasia adanya intervensi Amerika. Arab Saudi, Uni
Emirat Arab, dan negara arab lainnya, segera mengucurkan bantuan dan
pinjaman ke Mesir sebagai kompensasi berhasilnya kudeta militer.
Kedua, terbongkarnya beberapa krisis mesir saat ini, ternyata salah
satunya ulah rekayasa kroni Mubarak. Hal ini diungkapkan oleh petinggi
gerakan Tamarrud yang sebelumnya pendukung kudeta Militer.
Ketiga, kembali tindakan represif dan kediktatoran militer. Menutup paksa stasiun TV yang tidak pro pada MIliter.
Kru al-Jazeera pun banyak yang mengundurkan diri karena militer Mesir
menangkap kru dan mencoba melakukan intervensi terhadap
siaran-siarannya. Militer menghapus berita di Koran dan webisite yang
tidak sesuai dengan kemauannya. Seorang wartawan pun dibunuh militer
karena memfoto militer yang sedang menembak para demonstan.
Konstitusi Mesir hasil referendum, dimana 64 % rakyat menyetujuinya,
dibatalkan militer. Konstitusi yang baru hanya disetujui oleh mereka
yang masih mendukung kudeta saja.
Keempat, pemerintahan bentukan militer mencerminkan kembalinya
Mubarak. Dikabarkan PM sekarang, Hazem Bablawi, pernah mendukung anak
Mubarak sebagai presiden Mesir.
Sumber : Kompasiana