JAKARTA -- Kembali maraknya tindak kejahatan dengan menggunakan senjata
api membuat pihak kepolisian akan melakukan pengawasan sumber datangnya
senjata tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, sudah diketahui melalui penganalisaan pihak kepolisian, 95 persen senjata api yang digunakan pelaku kejahatan menggunakan senjata rakitan.
Senjata rakitan ini dapat dipesan dengan mudah oknum pengrajin yang nekat untuk menerima pesanan senjata rakitan. "Ini yang akan kita dalami, para pengrajin senjata," kata Rikwanto, Kamis (18/7).
Menurut Rikwanto, dari sejumlah penyitaan senjata api rakitan, hasil buatannya sangat sederhana dalam artian tidak terlalu rumit. Alurnya berjalan seperti biasa, anak peluru dimasukkan ke dalam senapan atau laras kemudian pelatuk ditarik dan ditembakkan. "Sekalipun akurasinya sangat lemah," kata Rikwanto.
Namun, yang dibutuhkan pelaku kejahatan dengan senjata api bukan masalah akurasi. Tapi kelancaran dalam aksinya, ditambah murah dalam pembeliannya. Jadi dengan murahnya senjata rakitan tersebut diasumsikan pengrajin senapan angin juga bisa membuatnya. Hanya saja terkait transaksinya bagaimana masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
Sebelumnya, Kamis (18/7) dini hari, sekawanan perampok bersenjata api satroni Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara di Jalan Sersan Aswan, Kelurahan Margahayu. Sekira 10 orang perampok ini mendatangi KPP Pratama tepat pukul 02.00 WIB dini hari dengan menggunakan dua kendaraan roda empat.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, sudah diketahui melalui penganalisaan pihak kepolisian, 95 persen senjata api yang digunakan pelaku kejahatan menggunakan senjata rakitan.
Senjata rakitan ini dapat dipesan dengan mudah oknum pengrajin yang nekat untuk menerima pesanan senjata rakitan. "Ini yang akan kita dalami, para pengrajin senjata," kata Rikwanto, Kamis (18/7).
Menurut Rikwanto, dari sejumlah penyitaan senjata api rakitan, hasil buatannya sangat sederhana dalam artian tidak terlalu rumit. Alurnya berjalan seperti biasa, anak peluru dimasukkan ke dalam senapan atau laras kemudian pelatuk ditarik dan ditembakkan. "Sekalipun akurasinya sangat lemah," kata Rikwanto.
Namun, yang dibutuhkan pelaku kejahatan dengan senjata api bukan masalah akurasi. Tapi kelancaran dalam aksinya, ditambah murah dalam pembeliannya. Jadi dengan murahnya senjata rakitan tersebut diasumsikan pengrajin senapan angin juga bisa membuatnya. Hanya saja terkait transaksinya bagaimana masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
Sebelumnya, Kamis (18/7) dini hari, sekawanan perampok bersenjata api satroni Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara di Jalan Sersan Aswan, Kelurahan Margahayu. Sekira 10 orang perampok ini mendatangi KPP Pratama tepat pukul 02.00 WIB dini hari dengan menggunakan dua kendaraan roda empat.
Sumber : republika