TNI Angkatan Udara dan PT. Angkasa Pura II (Persero) melaksanakan
penandatanganan berita acara tentang pinjam pakai aset milik PT.
Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Polonia Medan. Pada acara
tersebut, TNI AU diwakili oleh Kadisfaskonau Marsma TNI Mukhtar Lutfi
dan pihak PT. Angkasa Pura (Persero) diwakili oleh Laurensius
Manurung.di Hotel Sultan Jakarta, belum lama ini.
Pihak Angkasa Pura menyerahkan pinjam pakai kepada TNI AU atas
aset/aktiva tetap berupa tanah di ujung runway, bangunan lapangan,
bangunan gedung, alat bantu navigasi, alat-alat pengangkutan, alat-alat
kantor, instalasi dan jaringan, peralatan terminal dan gedung, peralatan
perbengkelan, dan aktiva tetap lainnya.
Awalnya lokasi di Bandara Polonia merupakan lapangan pacuan kuda yang
dimiliki pengusaha asal Polandia, Baron Michalsky. Ia mendapatkan
konsesi tanah untuk kebun tembakau di Sumatera Timur dari pemerintah
kolonial Hindia Belanda pada 1872, dan menamainya Polonia.
Pada 1879, tanah konsesi ini berpindah ke perusahaan perkebunan Deli
Maatschappij. Deli Maatschappij kemudian menyediakan lahan untuk
landasan saat ada kabar akan ada penerbangan pesawat Fokker ke Hindia
Belanda oleh pionir penerbangan berkebangsaan Belanda, Van der Hoop. Van
der Hoop mendaratkan Fokker ke lapangan itu pada 1924.
Baru pada 1928, lapangan terbang Polonia resmi dibuka untuk didarati
pesawat milik Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij,
anak perusahaan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij. Saat perang
kemerdekaan, bandara dikuasai Belanda, Inggris, dan Jepang. Setelah
Indonesia merdeka, bandara dikelola oleh AURI (Angkatan Udara Republik
Indonesia).
Penerbangan komersial dimulai pada 1975 setelah kerja sama
pengelolaan bandara oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen
Keuangan, dan Departemen Perhubungan ditandatangani. Maka sejak saat itu
Bandara Polonia menjadi “enclave civil” di dalam lingkup Lanud Medan.
Pada 1985-1994, bandara dikelola Perum Angkasa Pura I. Sejak 1994,
bandara dikelola PT Angkasa Pura II hingga kemudian pindah ke Kualanamu
pada tanggal 25 Juli 2013.
Rencananya, sesuai dengan postur TNI AU dalam Minimum Essential
Force, TNI AU akan melaksanakan penggelaran pesawat dan personel di
Medan berupa pembentukan satu wing Paskhas TNI AU yang semula setingkat
kompi berdiri sendiri, dikembangkan menjadi Batalyon, satu Pusdiklat,
dan satu satuan khusus Bravo.
Selain itu untuk mendukung operasi pengamanan udara khususnya di
Perairan Selat Malaka, maka pangkalan ini akan dilengkapi satu Skadron
Udara Intai Taktis dengan jenis pesawat CN-235 MPA (Maritime Patrol
Aircraft).
Sumber : Poskotanews